Satu Sosok Dua Jiwa

 

Siapakah penguasa dunia? Amerika Serikat? Ah tidak, bukan dia? Lalu siapa? Aku..... yah akulah dia, sang penguasa. Amerika dan semua Negara ada dalam genggaman tanganku, seperti butiran-butiran pasir, kecil, rapuh, tak berdaya. Apalagi homo sapiensnya. Mereka adalah kuli-kuliku yang setia tapi dungu. Akulah dia sang penguasa. Dimanakah territorial kekuasaanku? Aku tidak tahu, atau lebih tepatnya tak dapat memperkirakan. Terlalu dahsyat kekuatanku. Mungkin julukan superpower perlu ditafsir kembali, bukan AS atau Rusia, tapi AKU. Ah.... Enaknya. Lihatlah makhluk-makhluk berkaki dua yang dari suara-suara di sekitar kukenal sebagai "manusia" terbungkuk-bungkuk di hadapanku. Wah, ada juga yang menyembahku. Hahaha...inikah rasanya berkuasa? Inikah yang dinamakan kenikmatan. Dasar...

< -------- >

Pukul 08.00, Jam Kantor

Tampaknya akan terjadi hal yang menarik hari ini. Lihatlah sobat, ada beberapa tetua yang dari wajahnya terpancar aura kebijaksanaan. Anggun dan berwibawa dengan jubah kaum aristocrat Negara liberal abad pertengahan. Bagiku, sosok-sosok ini tampak aneh, lain daripada yang lain. Tapi biarlah.. mungkin mereka ini orang-orang VIP, Very Important Person. Eits, kayaknya ada "keanehan" yang lainnya. Ga percaya, tuh lihat di tengah ruangan persis di hadapan penatua-penatua itu, duduklah seorang pria bosterling. Dari ukuran perutnya, pasti orang ini adalah seorang yang rakus. Parasnya menunjukan bahwa, ia tak bisa menanggung beban itu, terlalu berat. Tapi apakah benar begitu? Epen dengan semuanya itu.

Astaganaga.... Itukan pejabat yang pernah bersamaku beberapa waktu yang lalu, berbincang-bincang denganku walaupun aku tak menggubrisnya? Loh kenapa ia harus duduk di tengah ruangan? Kayaknya ada yang aneh. Dasar, manusia itu aneh. Seperti perilakunya, aneh-aneh. Aku saja hingga saat ini tidak paham mengapa. Pusing membayangkannya. Mendingan aku diam saja. Buat apa repot-repot. Mungkin sebentar lagi akan terjadi hal-hal yang menyenangkan untuk ditonton. Hitung-hitung menghemat biaya weekend dan waktu refreshing.

"Saudara didakwa dengan pasal xxxxxxx atas kasus korupsi dana APBN tahun 2011 yang telah merugikan Negara sebesar 150 miliyar. Oleh karena itu, sidang para hakim memutuskan hukuman penjara selama 1 tahun ditambah denda 10 miliyar." Tok... tok......"sidang selesai" Suara salah seorang pria berkostum aneh, memecah keheningan yang membosankan. Sontak seluruh wajah menunjukan ekspresi yang bervariasi. Senang, sedih, kecewa bahkan ada yang bersorak.

Oh.... aku paham sekarang. Itukan pejabat Negara yang menjadi berita Headlinenews belakangan ini? Tapi koq dianya malah tersenyum berseri-seri, bukannya sedih karena dihukum...dasar pejabat, hakim, aneh... yah memang aneh di mataku.......bagaimana mereka bisa seperti itu? Gilakah?

< -------- >

Nyaman, aman, hangat pokoknya menyenangkan. Aku bisa beristirahat total. Badanku masih pegal-pegal gara-gara mesin konyol yang melindasi tubuhku. Ingin rasanya kutimpuk kepala si bejat itu. Tapi syukurlah, berkat dia aku bisa merasakan lembutnya terpaan angin AC serta harumnya Bayfresh rasa lemon. Ah surga.... Tapi ngomong-ngomong, menurut desas-desus di samping ku benda raksasa itu adalah indukku, orang yang melahirkanku. Akh, masa?????. Tapi bodoh amat, yang penting sekarang I'm free. Wuih, pemandangan di luar sungguh menakjubkan. Indah, mempesona. Itukah ciptaan orang yang bernama TUHAN? Entahlah. Aku mau beristirahat.

Saat aku hendak mengatupkan mataku, posisi vektorku berpindah. Mungkin gaya gesekan. Ah bukan. Velositasku semakin cepat dan konstan. Pasti ada sesuatu yang tidak beres terjadi. Siapakah gerangan yang berani memindahkanku, mengganggu waktu tidurku? Brengsek, sontoloyo. Hey.. hey aku harus menghentikannya. Siapa tahu mungkin "pencuri". Tapi kayaknya profesi itu tidak pas untuknya. Lihatlah orang ini, suit Louis Vuton black magic yang melekat di badan gendutnya, sepatunya wahh...Versache mengkilat, dan UHH wangi tubuhnya aduhai.... Menyengat tapi lembut, pasti ini jenis parfum produksi Paris Hilton.inc yang sangat mahal itu. Aku berani bertaruh, ia bukan sembarang orang apalagi kalau dituduh "pencuri", mungkin gelar "orang menengah keatas" patut ia sandang. Tapi siapa tahu, mungkin ia orang jahat...MUNGKIN

Tapi mengapa ia harus mengambilku? Aku kan harus dibawa besok ke suatu tempat, tapi mengapa???? Oh yah, kalau tidak salah, waktu aku masih setengah sadar, mungkin mimpi, tapi rasanya nyata, aku menangkap pembicaraan antara kedua orang itu. Yah orang ini dan orang yang satunya lagi, yang dari penampilan dan gaya bicaranya aku bisa menebak ia adalah pemimpin umum di tempat di mana induk-indukku "bereproduksi". Gelagat pembicaraan keduanya menunjukan bahwa telah terjadi persetujuan illegal atas diriku. Akukah korbannya? Tidak mungkin... ah pusing amat, yang penting aku sekarang berada di tangan seorang yang cukup ternama dan kaya tentunya pasti menyenangkan. Aku suka petualangan.

< -------- >

Mobil Mercedez Benz 'C70 silver produksi original pabrik utama di Munchen meluncur di jalan mulus yang padatnya tak terbayangkan. "Ini pasti kota Metropolitan. Megah." Aku membatin. Bangunan pencakar langit menjulang tinggi di antara gubuk-gubuk 1,5 meter yang bertaburan di sekitarnya. Bangunan-bangunan megah itu bak robot-robot hasil imajinasi dalam film Transformer, canggih dan bernilai seni tinggi, tapi angkuh. Akh, realita ini......

Sang konglomerat tadi duduk di belakang kemudi sambil bersiul lagu Let it be nya grup band fenomenal the Beatles. Wajahnya berbinar, menerawang ke masa yang tak terjangkau angan-anganku. Senyumannya malah terlihat menyeramkan bagiku." Hiii... bisa ada manusia yang seperti ini. Pasti ini sebuah kekeliruan bentuk manusia seperti yang dikatakan Jaya Suprana dalam Ensiklopedi Kelirumologinya". Aku bergidik di sampingnya. Spidometer menunjukan angka 20, aku sih nyaman, apalagi inferior mobilnya mewah. sekelas mobil SUV Cadillac. Mungkin ini yang membuat orang-orang kaya kepincut dengan produksi-produksi luar negeri. Mobilnya harus menunjukan siapa pemiliknya.

Beberapa kilometer kemudian, pemandangan kota berubah drastis. Bangunan pencakar langit kini diganti oleh gubuk-gubuk reyot hasil daur ulang 100% kardus, kolong jembatan, sungai kotor tempat segala macam sampah"sisa", anak-anak bertelanjang dada yang sedang menangis kelaparan. Suaranya sungguh menyayatkan hati seperti kaum Yahudi yang disiksa di Kamp Auswitcher pada masa Hitler dulu. Dinamika kehidupan sangat morat-marit, menyesakkan dada. Tak adil, sungguh tidak adil. Mereka kan masih merupakan bagian dari kota Metropolitan ini? Apakah manusia berbeda-beda? atau karena dibeda-bedakan? Aku tak tahan melihat kepahitan hidup yang terpampang di depan hidung kepalaku. Samar-samar aku merasakan kehadiran penguasa kemiskianan sedang menggerayangi orang-orang yang tak berdaya itu. Tangisan, teriakan, kekerasan, kepedihan. Sungguh memilukan. Ingin rasanya aku menghampiri mereka dan mengangkat semua kepedihan itu. Bahkan hingga musnah sekalipun. Namun aku tetaplah aku yang sebenarnya, tak berdaya karena kekuatan fisikku yang sangat menyebalkan. Aku mau melawan "para penjajah modern" yang menjadi aktor di belakang layar kemiskinan ini.

Aku muak melihat si "monster" yang masih tersenyum bahagia di sampingku itu. Aku tak tahan mendengar suaranya membentak si anak kumal tadi yang meminta sedikit uang. Kasihan." dasar iblis. Hati nurani sudah mangkat. Orang lain menderita, eh sononya malahan bahagia" umpatku dalam hati. Ah manusia-manusia bertopeng kebaikan aku benci kalian semua, tapi aku juga kasihan. Dilematis memang,... Inilah aku.

< -------- > 

"Aku tak tahan lagi dengan sistem ini. Aku muak dengan ini. Aku harus keluar dari lingkaran sesat ini." Batinku memberontak. Siapa yang tidak kecewa melihat melihat dirinya dilecehkan. Integrasi diri dicabik-cabik hanya untuk sesuatu yang tidak berguna. Ini eksploitasi. Api kebencian semakin membara di dalam jiwaku akan apa yang telah dilakukan si monster itu. Tanpa belas kasih ia mencabik-cabik diriku, lalu memberikannya kepada anak istrinya yang menerima dengan mata melotot dan kegirangan. Dasar buah jatuh tidak jauh dari pohon. Aku jijik melihat wajah-wajah dengan kontur wajah yang khas itu, apalagi melihat wanita muda seksi di hotel kemarin. Ternyata si monster telah memainkan peran dalam sandiwara di belakang isterinya dengan sangat bagus. la bermain serong dengan seorang penjaja seks yang senantiasa menggoda baik dirinya maupun saku celananya, dompetnya. Ah, kini para iblis berpesta pora karena sudah satu makhluk lagi yang sudah masuk komplotan mereka. Tapi diriku tak bisa menerima ini semua terjadi. Aku lebih memilih untuk diberikan kepada orang-orang yang menghuni kolong jembatan serta gubuk-gubuk reyot. Tapi apa mau dikata, aku hanyalah sosok yang tak berdaya. Ah haruslah kubiarkan kisah ini berlalu dalam kegelapan yang mencekam. Tapi bagaimana? Aku ingin menjadi jiwaku yang sangat ingin ku berikan kepada mereka. Tapi sepertinya aku ingin menjadi dimensi jiwaku yang satunya, yaitu "sang penguasa". Ingin kubalas dendam kaum powerless, aku ingin menyuarakan the voice of the voiceless, walaupun jalan ini kejam."

< -------- >

Aku tersadar dari lamunan panjangku. Pita memoriku telah putus disengati arus neurotic ribuan volt. Kini sosokku telah kembali sepenuhnya. Senyumku merekah, tapi pahit rasanya. Mission is accomplished. Pembalasanku memang berhasil, tapi itu tak sebanding dengan perih di hatiku dan orang-orang yang melarat. Konspirasi telah terjadi. Lagi-lagi mereka masih mengelak. Yah setidaknya ada pelajaran baginya. Tapi kayaknya, para hakim juga perlu diseret. Tapi siapakah yang bisa? Bukankah mereka yang mengadili? Huh... manusia-manusia tak berperasaan. Betapa teganya membunuh sesamanya sendiri. Dasar iblis bertampang malaikat.

< -------- >

Segala moment yang telah berlalu membuatku berpikir tentang diriku. Siapakah aku? Akupun masih bingung. Aku adalah sosok dua dimensi jiwa. Aku adalah hamba yang setia. Apapun yang mereka minta akan kuturuti. Mau mobil? Makanan lezat? Rumah mewah? Gampang. Aku akan selalu setia. Nonstop 24 jam. Hebatkan? Biarlah kaum homo sapiens mempermainkanku. Memang itulah tugasku. Tapi tunggu sebentar, aku juga adalah raja. Raja yang berkuasa. Sang Super Power di dunia ini. semuanya tunduk kepadaku, begitupun dengan makhluk berbudi yang biasa menjadikan ku hamba. Tak pernahkah kalian pikir bahwa seringkali aku mengelabui otak kalian yang cemerlang itu? HAHAHAHAHA....... ternyata mata hatimu buta. Selama ini akulah yang memporakporandakan hidupmu. Akulah sang penguasa kehidupan. Tidak percaya? Lihatlah sang pejabat di atas? Bagaimana? Benarkan? So, siapa yang mau berikutnya?. Tapi aku sebenarnya tak sekuat sesuatu yang engkau miliki dalam dirimu. HATI NURANI. Itulah yang bisa mengalahkan sosok jiwa rajaku. terlalu lemah jiwaku jika berhadapan dengan kekuatan yang satu ini. tapi sayang...... manusia-manusia seringkali tak menyadarinya. Sungguh menyedihkan. Inilah aku, 1 sosok 2 jiwa......... U A N G (HM).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Satu Sosok Dua Jiwa"

Posting Komentar