Makalah Sistem Saraf

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Sistem saraf manusia merupakan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai sistem. Fenomena mengenai kesadaraan, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang.

1.2    Rumusan Masalah

1.      Bagaimana embriologi pembentukan sistem saraf ?
2.      Bagaimana anatomi dan fisiologi sel-sel saraf ?
3.      Apa saja yang meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer ?
4.      Bagaimana anatomi dan fisiologi hipotalamus?
5.      Bagaimana anatomi dan fisiologi medulla oblongata?
6.      Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem saraf kranial,saraf spinal dan saraf otonom?

1.3    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui embriologi pembentukan sistem persarafan
2.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sel-sel saraf
3.      Untuk mengetahui sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer
4.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi hipotalamus
5.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi medulla oblongata
6.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf kranial, saraf spinal dan saraf otonom
  
BAB II
PEMBAHASAN 

2.1 Embriologi pembentukan sistem persarafan
Saraf pusat (SSP) berasal dari ektoderm dan tampak sebagai lempeng saraf pada pertengahan minggu ke-3. Setelah tepi-tepi lempeng ini melipat, lipatan saraf ini saling mendekat satu sama lain digaris tengah kemudian bersatu menjadi tabung saraf.
Ujung kranial menutup kurang lebih pada hari ke-25, dan ujung kaudalnya pada hari ke-27. SSP selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler dengan bagian sefalik yang lebar, otak, dan bagian kaudal yang panjang, medulla spinalis. Kegagalan tabung saraf untuk menutup menyebabkan cacat seperti spina bifida dan anensefalus.
Medulla spinalis membentuk ujung kaudal SPP dan ditandai dengan lamina basalis yang mengandung neuron motorik; lamina alaris untuk neuron sensorik; dan lempeng lantai serta lempeng atap sebagai lempeng penghubung antara kedua sisi.
Ciri-ciri dasar ini dapat dikenali pada sebagian besar gelembung otak. Otak membentuk bagian kranial SSP dan asalnya terdiri dari tiga gelembung otak; rhombensefalon (otak belakang), mesensefalon (otak tengah), dan prosensefalon (otak depan).
1. Perkembangan Embriologi
Waktu setelah lahir, terjadi regresi beberapa masa sel caudal. Mengingat strukturnya adalah ventrikulus terminalis, lokasi terutama di komus medularis dan filum terminalis. Proses perkembangan otak terdiri dari berbagai tahapan yang meliputi induksi neuroektoderm hingga pembentukan tabung saraf, lipatan cephalik, proliferasi neuron, migrasi, sinaptogenesis dan pertumbuhan sel-sel penyangga otak.
2. Neurulisasi Primer dan Sekunder
Neurulisasi adalah fase pembentukan otak dan medulla spinalis yang dimulai dari bagian dorsal embrio. Proses tersebut dibagi menjadi 2 yaitu pembentukan otak dan pembentukan medulla spinalis.
  • Neurulisasi Primer

   Neurulisasi primer dimulai dengan terbentuknya tabung saraf pada usia 3-4 minggu kehamilan. Sama halnya dengan vertebrata lainnya, embrio manusia pada prinsipnya memiliki 3 lapisan sel : ectoderm (lapisan paling luar), mesoderm (lapisan tengah), dan endoderm (lapisan paling dalam). Pembentukan sistem saraf pusat, sel saraf dan sel glia berasal dari regio khusus ektoderm, yang disebut neural plate, tepatnya di regio dorsalis embrio yang mengalami diferensiasi. Induksi neural, merupakan proses dimana neural plate terlibat dalam pembentukan sistem saraf pusat, dan ini tergantung pada sinyal dari lapisan dibawahnya yaitu mesoderm dimana mesoderm ini berasal dari notochord. Bagian dasar notochord dan chordal mesoderm akan membentuk lempeng saraf pada usia kehamilan 18 hari dilanjutkan dengan bagian lateran lempengan saraf mengalami invaginasi dan bagian dorsal menutup hingga membentuk tabung saraf.
     Neural plate berada sepanjang garis tengah tepatnya di dorsal dari embrio. Proliferasi sel banyak terjadi di sepanjang garis neural plate daripada di garis tengah (midline), sehingga akan terbentuk susunan yang disebut Neural groove. Neural groove menutup membentuk neural tube. Selama fase penutupan, cikal bakal sel neuron mulai diproduksi, dan sel-sel tersebut akan menjadi ganglia radix dorsalis, ganglia sensoris nervi cranialis, ganglia autonomik, sel schwann dan sel pia serta arachnoid. Tabung saraf akan menjadi susunan saraf pusat. Bagian caudal dari neural tube membentuk spinal cord/medulla spinalis, sementara itu bagian rostral membentuk otak/badan otak. Sel glial (makroglia) dari sistem saraf pusat juga berasal dari neuroepithelium, dan isi dari neural tube membentuk sistem ventricular. Fusi pertama pada lempenga saraf terjadi pada bagian bawah pada usia kehamilan 22 hari. Ujung anterior tabung saraf akan menutup paling lambat pada usia 24 hari kehamilan, dan bagian ujung posterior menutup pada usia 26 hari kehamilan. Pada bagian posterior, penutupan tabung paling bawah berada pada ketinggian lumbosakral, dan segmen saraf yang lebih bawah akan dibentuk melalui diferensiasi perkembangan selanjutnya. Interaksi antara tabung saraf dengan jaringan mesoderm sekitarnya akan membentuk dura dan tulang axial misalnya tulang tengkorak dan vertebrae.
     Perubahan bentuk lempeng saraf menjadi tabung saraf diatur oleh mekanisme seluler dan molekuler. Mekanisme seluler yang terpenting adalah fungsi jaringan sitoskeletal mikrotubulus dan mikrofilamen. Di bawah pengaruh kecenderungan pertumbuhan vertikel mikrotubulus, sel-sel lempeng saraf yang sedang berkembang akan memanjang dan bagian basal akan melebar. Dibawah pengaruh mikrofilamen, terjadi kecenderungan arah pertumbuhan secara paralel pada permukaan apikal, bagian apikal sel akan menyempit. Perubahan tersebut akan menekan permukaan lempeng saraf dan membuat bentukan lipatan saraf yang pada akhirnya akan berubah menjadi tabung saraf.
     Pada mekanisme molekuler, pentingnya peranan permukaan glikoprotein, terutama sel molekul adesi, yang mempengaruhi identifikasi sel-sel dan menyebabkan terjadinya interaksi melalui mekanisme adesi pada matrix ekstraseluler, hal tersebut akan menyebabkan adesi dari tepi yang berlawanan dari lipatan saraf.
  • Neurulisasi Sekunder (Pembentukan Tabung saraf caudal)

    Pembentukan tabung saraf caudal misalnya segmen sacral bagian bawah dan coxygeus, terjadi melalui proses setelah terjadinya proses kanalisasi dan diferensiasi retrogresif. Kejadian tersebut dikenal dengan neurulisasi tabung saraf sekunder yang terjadi lebih lambat dari neurulisasi tabung saraf primer dan merupakan hasil perkembangan dari tabung saraf yang terakhir. Pada usia 28 hingga 32 hari kehamilan, terjadi fusi sel-sel yang belum mengalami diferensiasi pada bagian caudal tabung saraf menjadi vakuola. Vakuola-vakuola tersebut akan menyatu, membesar dan berhubungan dengan canalis sentralis yang merupakan bagian dari tabung saraf yang terbentuk dalm proses naurulisasi primer. Proses kanalis akan berlanjut hingga usia 7 minggu kehamilan dan dilanjutkan dengan proses diferensiasi retrogresif. Selama proses diferensiasi retrogresif sejak usia 7 minggu kehamilan hingga beberapa Perkembangan prosensefalic.
   Pada perkembangan tahap awal, bagian rostral dari neural tube membentuk 3 ruang primer:
(1) Prosencephalon atau forebrain,
(2) Mesencephalon atau midbrain,
(3) rhombencephalon atau hindbrain.

Dari prosencephalon, berkembang dua ruang sekunder, yaitu telencephalon (atau cerebral hemisphere) dan diencephalons (atau thalamus dan hypothalamus). Sementara ini mesencephalon tetap tidak terbagi sepanjang perkembangan otak, rhombencephalon membentuk metencephalon (atau pons) dan Myelencephalon (atau medulla). Lima ruang otak dan medulla spinalis yang primitive, sudah mulai dapat diidentifikasi pada minggu keenam kehidupan fetus. Dan pada minggu ini mulai terbentuk 7 pembagian pada sistem saraf pusat.
     Perkembangan prosensefalic terjadi dari mesoderm precordal. Waktu puncak adalah bulan kedua dan ke-tiga kehamilan, dengan fase prominen dini pada minggu ke 5 dan 6 kehamilan. Interaksi utama yang terjadi adalah antara mesoderm notochord-precordal dan otak depan. Interaksi tersebut terjadi di depan ujung rostral embrio Interaksi tersebut mempengaruhi pembentukan permukaan otak depan, adanya gangguan pada fase perkembangan otal ini sering menyebabkan anomaly fasialis. Perkembangan proensephalon terdiri dari 3 hal yang terjadi berurutan; pembentukan prosensephalic, pembentukan celah prosensephalic dan perkembangan garis tengah prosensephalic. Pembentukan prosensephalic dimulai pada ujung rostral tabung saraf pada akhir bulan pertama kehamilan dan berlanjut hingga bulan kedua, segera setelah penutupan bagian anterior tabung saraf. Pembentukan celah-celah prosensephalic mulai aktif terjadi pada minggu ke 5 dan 6 kehamilan dan meliputi 3 prinsip dasar :
(1) horizontal hingga membentul sepasang vesikel optikus, bulbus olfaktorius dan traktus
(2)  transversal untuk memisahkan telencephalon dan diencephalons dan
(3) sagital untuk membentuk bagian dari telencephalon sepasang cerebral hemisphere, ventrikel lateralis dan basal ganglia.
Perkembangan garis tengah procencephalic terjadi sejak pertengahan bulan ke 2 kehamilan hingga bulan ke 3 dengan terjadinya penebalan 3 lempenga jaringan yang penting; dari dorsal ke ventral, merupakan komisura, chiasma dan lempeng hypothalamus. Dari bentukan tersebut yang paling menonjol adalah pembentukan corpus calosum yang mulai tampak pada usia 9 minggu; pada usia 12 minggu bentukan corpus calosum dapat diidentifikasi secara jelas. Dengan pertumbuhan 2 arah yang dimulai dengan pertemuan genu dan corpus, keseluruhan corpus calosum berkembang sempurna pada usia 20 minggu kehamilan.

3. Migrasi
Migrasi neuronal adalah peristiwa yang terjadi secara berkelanjutan dimana jutaan sel saraf berpindah dari tempat asal di zona ventrikel-subventrikuler ke tempat yang spesifik di SSP dan sel-sel tersebut akan menetap sepanjang hidup. Periode puncak migrasi terjadi pada usia 33 hingga 5 bulan kehamilan, walaupun migrasi neuronal sudah dapat dideteksi, pada aarea tertentu di cerebrum paling awal terjadi pada bulan ke 2 dan segera setelah bulan ke 5 kehamilan.
  • Dua Proses dasar migrasi neuronal
Dua pola dasar migrasi neuronal berupa migrasi kearah radial dan tangensial. Di dalam cerebrum, migrasi radial dari sel-sel yang berasal dari zonaa ventrikuler dan subventrikuler merupakan mekanisme utama dalam pembentukan korteks dan struktur nukleus profundus. Di dalan cerebellum, migrasi radial menyebabkan terbentuknya sel purkinje, nukleus dentatus dan nukleus bagian atas yang lainnya. Migrasi tangensial merupakan perpindahan sel menuju permukaan pial, jugaa berlangsung dalam zona ventrikuler dan ventrikuler untuk membentuk korteks cerebri. Migrasi ke lateral paralel dengan permukaan pial sering terjadi setelah periode migrasi radial dalam upaya membentuk kelompok nauronal dalam batang otak dan medula spinalis.
  • Migrasi korteks cerebri
Pada stadium dini, sebelum migrasi sel dapat membentuk lempeng kortikal, sel glial radial aakan menyebar dari permukaan ventrikuler sampai permukaan glia dimana ujung penyebaran akan membatasi pembentukan membran glia pada permukaan pial. Sel glia radial akan memberi tuntunan untuk migrasi sel neuron yang lebih muda dari tempat asalnya hingga mencapai lempeng kortikal. Kelompok sel primitif pertama akan mengadakan migrasi pertama untuk membentuk bakal lempeng. Setelah fase penting pertama penyebaran glial secara radial dan pembentukan preplate yang merupakan prokusor pembentukan neuron-neuron di zona marginal dan subplate, proses migrasi neuron untuk membentuk lempeng kortikal dimulai. Pada stadium selanjutnya, neuron-neuron yang diprodukasi di zona ssubventrikuler akan bermigrasi kearah zona intermediate tanpa mengadakan hubungan dengan permukaan ventrikuler. Pada usia kehamilan 20 hinggaa 24 minggu korteks cerebri sudah mempunyai komplemen neuron secara penuh.

4. Perkembangan Sinaptik (sinaptogenesis)

Pembentukan sinaps berbeda untuk tiap regio di otak. Jumlah ujung-ujung dendrit yang merupakan tempat kontak sinaptik, didalam medulaa retikuler akan meningkat hingga mencapai puncak padaaa usiaa 334-36 minggu kehamilan dan menurun secaraa sepat setelah lahir. Pada cerebrum, sinaptik pertaama sudah dijumpai pada neuron subplate dan neuron pada zona marginal. Pada hipokampus, sinaps didalam regio ini mulai meningkat pada ussia kehamilaan 1115 dan 16,5 minggu.

5. Myelinisasi
            Myelinisasi adalah suatu proses pembentukana membran myelin sepanjang axon. Periode myelinisasi terjadi dalam waktu yang panjang, dimulai pada trimester II dan berlanjut hingga usia dewasa. Myelinisasi pada belahan otak merupakan proses yang sangat cepat yang terjadi setelah lahir. Proses myelinisasi dimulai dengan proliferasi oligodendroglia yang akan memanjang sesuai dengan tepi axon. Membran plasma oligodendroglia akan berubah menjadi membran myelin SSP. Proses myelinisasi terdiri dari 2 fase: pertama proliferasi ligodendroglia dan diferensiasi, dan kedua terjadi penumpukan myelin sepanjang axon.

2.2       Anatomi dan fisiologi sel – sel saraf
             
  • Sel Saraf
Neuron merupakan sel saraf unit anatomis dan fungsional sistem saraf. Neuron serupa dengan sel - sel lain dalam tbuh dalam beberapa hal memiliki nukleus yang mengandung gen, mengandung organel seperti mitokondria, dan melakukan proses selular mendasar seperti menghasilkan energi dan menyintesis protein. Neuron juga berbeda dari sel-sel lain dalam tubuh manusia karena memiliki perpanjangan dan penonjolan yang disebut akson dan dendrit, yang saling berhubungan melalui proses kimia dan listrik, dan mengandung beberapa struktur khusus yang unik (misal, vesikel neurotransmitter yang disebut kuanta dan celah fungsional antara sel penghantar dan penerima yang disebut sinaps).
Setiap neuron mempunyai badan sel dengan satu atau beberapa tonjolan. Dendrit adalah tonjolan yang menghantarkan informasi menuju badan sel. Tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi keluar dari badan sel disebut akson. Dendrit dan akson secara kolektif sering disebut sebagai serabut saraf atau tonolan saraf. Kemampuan untuk menerima, menyampaikan dan meneruskan pesan – pesan neural disebabkan oleh sufat khusus membran sel neuron yang mudah dirangsang dan dapat menghantarkan pesan elektrokimia.
  
2.3        Sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer
  • Sistem saraf pusat

            Sistem Saraf Pusat Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut :
1.      Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2.      Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3.      Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam    sistem saraf pusat.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
  • Sistem Saraf Perifer

      Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada dibagian luar otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.
1.      Saraf kranialis Saraf kranialis terdiri dari 12 pasang saraf yang memiliki hubungan sentral dengan otak, yaitu saraf olfaktorius, optikus, okulomotorius, troklearis,trigeminus, abdusens, fasialis, auditorius, glosofaringeus, vagus, asesorius, hipoglosus.
(1). Saraf olfaktori ( I ) Adalah saraf sensorik, fungsi untuk penciuman
(2). Saraf optik ( II ) Adalah saraf sensorik, fungsinya sebagai pengliatan
(3) Saraf okulomotorius ( III ) Adalah saraf motorik, fungsi Mengangkat kelopak mata atas,kontriksi pupil dan sebagian besar gerakan ektraokuler
(4). Saraf troklearis ( IV) Adalah saraf motorik,fungsinya gerakan mata kebawah dan ke dalam
(5). Saraf abdusen ( VI ) Adalah saraf motorik,fungsinya deviasi mata kelateral
(6). Saraf trigeminus ( V ) Adalah saraf motorik, fungsinya untuk mengunyah dan gerak rahang kelateral
(7). Saraf fasialis ( VII ) Adalah saraf motorik, fungsinya untuk ekspresi wajah
(8). Saraf vestibulokoklearis ( VII ) Adalah saraf sensorik,fungsinya untuk keseimbangan
(9). Saraf glosofaringeus ( I X ) Adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring untuk menelan dan reflek muntah dan fungsinya pada parotis untuk sekresi salaiva. Pada lidah posterior memberikan rasa pahit.
(10). Saraf vagus ( X ) Adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring,laring untuk menelan,reflek muntah,visera abdomen, sensorik faring, laring,reflek muntah,visera leher,torak dan abdomen
(11). Saraf asesorius ( XI ) Adalah saraf motorik, fungsinya untuk menggerakan bahu
(12). Saraf hipoglosus ( XII ) Adalah saraf motorik, fungsinya menggerakan lidah

2.      Saraf spinalis
      Saraf spinalis terdiri dari 31 pasang yaitu 8 segmen servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5 sakral, dan 1 kogsigius. Sepasang saraf spinalis menginervasi satu segmen tubuh dari satu segmen medula spinalis.
1). Saraf servikal, 8 pasang ( C1 sampai C8 )
2). Saraf torak, 12 pasang ( T1 sampai T2 )
3). Saraf lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
 4). Saraf sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
5). Saraf koksiks, 1 pasang
      Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ventral ini saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut pleksus, dengan demikian terbentuk Pleksus :
  • Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi leher,kulit kepala,otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik yang menyarafi diaframa.
  • Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas atas
  • Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas, kulit dada dan abdomen
  • Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah.
  • Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah, bokong, dan regia perineal.
  • Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia koksigeas  
2.4       Anatomi dan fisiologi hipotalamus

            Hipotalamus adalah salah satu bagian bawah dari diensefalon (diantara otak) dan pada bagian bawah lateral dinding vebtrikel ke tiga. Juga termasuk diantaranya komponen khiasma optikum, tuber sinereum, batang hipofisis dan kelenjar hipofisis itu sendiri. Fungsi hipotalamus adalah dalam pengawasan system saraf autonom. Besarnya kelompok-kelompok sel yang berbatasan dengan hipotalamus mempunyai peran pada pengaturan autonom. Pusat-pusat ini sangat dibantu oleh penghubung yang menghubungkan sistem autonom dengan thalamus, korteks, alat penciuman dan kelenjar hipofisis. Disinilah letak mekanisme untuk mengontrol reaksi yang dalam dan menyeluruh ke seluruh tubuh (somatik), begitu pula penting untuk mempertahankan dan menyerang, yang pada manusia dihubungkan stress emosi (seperti takut, marah, cemas). Juga untuk mengontrol proses metabolic yang mencakup lemak, karbohidrat, dan semua aktivitas otot dan kelenjar pada saluran gastrointestinal, mengontrol fungsi genital, dan irama tidur. Secara histologist, bagian-bagian yang mempunyai kesamaan dan sangat berhubungan, diantaranya kelenjar hipofisis, kelenjar endokrin dan bagian otak ini, yang memberi kesan bahwa hipotalamus mengontrol endokrin dan system saraf autonom member, yang memerintah proses seluruh system vital.
     Secara keseluruhan, fungsi hipotalamus berada dalam pengawasan SSO. Hipotalamus (hypothalamus) adalah salah satu bagian bawah dari diensepalon (dienchepalon-diantara otak) dan terletaj pada bagian bawah lateral dinding ventrikel ke-3. Termasuk diantaranya adalah komponen khiasma optikum, tuber sinerium, batang hipofisis, dan kelenjar hipofisis kelenjar itu sendiri. Besarnya kelompok- kelompok sel yang berbatasan dengan hipotalamus berperan pada pengaturan otonom. Pusat-pusat ini dibantu oleh penghubung yang menghubungkan SSO dengan thalamus, korteks, alat penciuman, dan kelenjar hipofisis. Mekanisme pengontrolan reaksi somatik yang berhubungan dengan stress emosi (marah, takut, cemas), metabolik, aktifitas otot, kelenjar saluran pencernaan, dan irama tidur berperan penting dalam mempertahankan diri dan menyerang jika terdapat suatu ancaman. Secara histologi bagian-bagian yang mempunyai kesamaan dan sangat berhubungan dengan kelenjar hipofisis, kelenjar endokrin, dan bagian otak ini, memberi kesan bahwa hipotalamus mengontrol endokrin dan SSO yang memberi dan memerintahkan proses seluruh sistem fital.

2.5       Anatomi dan fisiologi medulla spinalis
           Medulla spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada medulla oblongata, menjulur ke arah kaudal melalui foramen magnum, dan berakhir di antara vertebra lumbalis pertama dan kedua. Disini medulla spinalis meruncing sebagai konus medularis, dan kemudian sebuah sambungan tipis dari pia meter yang disebut filum terminale, yang menembus kantong dura meter, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang belakang yang berukuran panjang sekitar 45 cm ini, pada bagian depannya dibelah sebuah fisura anterior yang dalam, sementara bagian belakang dibelah sebuah fisura sempit.
         Pada sumsum tulang belakang terdapat dua penebalan, yaitu penebalan servikal dan penebalan lumbal. Dari penebalan ini, plexus-plexus saraf bergerak guna melayani anggota badan atas dan bawah; dan plexus dari daerah torax membentuk saraf-saraf interkostalis.
a.       Saraf-saraf spinal
      Medulla spinalis tersusun dari 33 segmen yaitu 7 servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5 sakrum, 5 segmen koksigius. Medulla spinalis mempunyai 31 pasang saraf spinal ; masing-masing segmen mempunyai satu untuk posisi tubuh. Seperti juga otak, medulla spinalis terdiri dari substansi grisea dan alba. Di medulla spinalis substansi grisea ada dibagian tengah dan semua sisi saraf dikelilingi oleh substansi alba.
b.      Kolumna vertebra Kolumna vertebra melindungi medulla spinalis, memungkinkan gerakan kepala dan tungkai, dan menstabilkan struktur tulang dan untuk ambulasi.
c.       Struktur medulla spinalis Medulla spinalis dikelilingi oleh meningen, dura, arakhnoid dan pia mater. Diantara dura mater dan kanalis vertebralis terdapat ruang epidural. Medulla spnalis berbentuk H dengan badan sel (substansia grisea) dikelilingi traktus asenden dan desenden.
  
2.6       Anatomi dan fisiologi medulla oblongata
            Medulla oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan pons dengan sumsum tulang belakang. Medulla oblongata terletak dalam fosa kranialis posterior dan bersatu dengan sumsum tulang belakang tepat dibawah foramen magnum tulang oksipital. Sifat-sifat utama medulla oblongata adalah di situ jalur motorik desendens (menurun) melintasi batang otak dari sisi yang satu menuju sisi yang lain. Hal ini disebut dekusasio motorik. Medulla oblongata mengandung nucleus atau badan sel dari berbagai saraf otak yang penting. Selain itu medulla mengandung pusat-pusat vital yang berfungsi mengendalikan pernafasan dan system kardiovaskuler. Karena itu, suatu cedera yang terjadi pada bagian ini dalam batang otak dapat membawa akibat yang sangat serius.

2.7       Anatomi dan fisiologi sistem saraf kranial
            Dua belas pasang saraf kranial yang tersusun dari angka romawi, muncul dari berbagai batang otak. Saraf kranial tersusun dari serabut saraf sensorik dan motorik, saraf cranial meliputi :
  1. Saraf olfaktori (I) adalah saraf sensorik, fungsi untuk penciuman
  2. Saraf optik (II) adalah saraf sensorik, fungsinya sebagai pengliatan
  3. Saraf okulomotorius (III) adalah saraf motorik, fungsinya mengangkat kelopak mata atas, kontriksi pupil dan sebagian besar gerakan ektraokuler
  4. Saraf troklearis (IV) adalah saraf motorik, fungsinya gerakan mata kebawah dan ke dalam
  5. Saraf abdusen (VI) adalah saraf motorik, fungsinya deviasi mata kelateral
  6. Saraf trigeminus (VI) adalah saraf motorik, fungsinya untuk mengunyah dan gerak rahang kelateral
  7. Saraf fasialis (VII) adalah saraf motorik, fungsinya untuk ekspresi wajah
  8. Saraf vestibulokoklearis (VII) adalah saraf sensorik, fungsinya untuk keseimbangan
  9. Saraf glosofaringeus (IX) adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring untuk menelan dan reflek muntah dan fungsinya pada parotis untuk sekresi saliva. Pada lidah posterior memberikan rasa pahit
  10. Saraf vagus (X) adalah saraf motorik dan sensorik, fungsinya pada faring, laring untuk menelan, reflek muntah, visera abdomen
  11. Saraf asesorius (XI) adalah saraf motorik, fungsinya untuk menggerakan bahu
  12. Saraf hipoglosus (XII) adalah saraf motorik, fungsinya menggerakan lidah

2.8       Anatomi dan fisiologi sistem saraf spinal
          Tiga puluh satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radik dorsalis (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi kekorda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui sarar aferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebralis tempat munculnya saraf tersebut
a. Saraf servikal, 8 pasang ( C1 sampai C8 )
b. Saraf torak, 12 pasang ( T1 sampai T2 )
c. Saraf lumbal, 5 pasang ( L1 sampai L5 )
d. Saraf sakral, 5 pasang ( S1 sampai S5 )
e. Saraf koksiks, 1 pasang.
 Pada semua saraf spinal kecuali bagian torakal, saraf-saraf spinal bagian ventral ini saling terjalin sehingga membentuk jalinan saraf yang disebut pleksus. Dengan demikian terbentuk Pleksus :
1. Pleksus servikal, terbentuk dari empat saraf servikal C1 samapai C4, yang menyarafi leher, kulit kepala, otot leher serta dada. Saraf terpenting adalah saraf frenik yang menyarafi diaframa.
2. Pleksus brakial terbentuk dari C5 sampai T1 atau T2, saraf ini menyarafi ekstrimitas atas
3. Saraf torakal T3 sampai T11, saraf ini tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang interkostalis. Saraf-saraf ini menyarafi otot-otot abdomen bagian atas, kulit dada dan abdomen
4. Pleksus lumbal berasal dari segmen T12 sampai L4, saraf ini menyarafi otot dinding abdomen,paha dan genitalia eksterna. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang menyarafi otot paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah.
5. Pleksus sakral terbentuk dari L4 sampai S4, saraf ini menyarafi anggota gerak bawah, bokong, dan regia perineal.
6. Pleksus koksigealis terbentuk dari S4 samapi koksigealis, saraf ini menyarafi regia koksigeas.

2.12     Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Otonom
Merupakan saraf-saraf yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis disebut juga otot tak sadar. Sistem saraf otonom terbagi menjadi 2 bagian    yaitu :

Sistem simpatis.
Sistem simpatis terdiri dari atas serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion ganglion. Urat-urat itu bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan kolumna vertebra, lantas berakhir dalam pelvis di depan koksigis, sebagai ganglion koksigeus. Ganglion-ganlion itu tersusun berpasangan dan di sebarkan dari daerah-daerah berikut:
1) Daerah leher : tiga pasang ganglion servikal
2) Daerah dada : sebelas pasang ganglion torakal
3) Daerah pinggang : empat pasang ganglion lumbal
4) Daerah pelvis : empat pasang ganglion sacrum
5) Di depan koksigis : ganglion koksigens Terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial dan saraf otonom sacral. Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. Fungsinya :
1). Mensarafi otot jantung
2) Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
3). Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pankreas dan usus
4). Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
5) Mempertahankan tonus semua otot sadar

Saraf Parasimpatis
Saraf cranial otonom adalah saraf cranial ketiga, ketujuh, kesembilan dan kesepuluh. Saraf-saraf ini merupakan penghubung, tempat serabut-serabut parasimpatik lewat dalam perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan olehnya. Fungsi saraf parasimpatis adalah
1) Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung
2) Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
3) Menpersarafi kelenjar ludah
4) Mempersarafi parotis
5) Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal, pankreas, lien, hepar dan kelenjar suprarenalis
6) Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
7) Miksi dan defekasi Kontraksi otot – otot yang berada di luar kesadaran seperti otot jantung, sekresi semua digestif, kelenjar keringat, dan aktifitas organ endokrin , dikontrol sebagian besar oleh komponen system persarafan yang dikenal sebagai system saraf otonum (SSO). Otonum mengarah pada kegiatan yang tidak bergantung pada keputusan dan perhatian seseorang. Perluasan SSO tidak diatur oleh korteks serebri, sistemini menyerupai sistem ekstrapiramidal yang berpusat pada serellum dan basal ganglia. SSO memengaruhi pengaturan dimana sel–selnya tidak bersifat indifidual, tetapi meluas pada sebagian besar jaringan dan seluruh organ. Respon yang timbul tidak cepat tetapi setelah periode lambat. Respon ini bersifat terus menerus dengan jangka waktu yang panjang yang tidak dimiliki oleh respon neurologis lainnya. Salah satu respon adalah menjamin efisiensi fungsi bagian reseptor organ secara maksimal, seperti pada pembuluh darah dan isi rongga perut. SSO berpengaruh dalam mempertahankan atau memulihkan homeostasis dengan cepat. Kualitas setiap respon dipengaruhi oleh transmisi SSO, impuls yang melalui jaras saraf, dan mediator kimia yang menyarupai sistem endokrin. Impuls–impuls elektrik yang ada berjalan melalui serabut–serabut saraf, kemudian distimulasi oleh zat–zat kimia tertentu menuju lokasi tujuan pada massa otot, dimana penyabaran saraf kimia bertanggung jawab melaksanakan kontraksi.

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
      Proses perkembangan otak terdiri dari berbagai tahapan yang meliputi induksi neuroektoderm hingga pembentukan tabung saraf, lipatan cephalic, proliferasi neuron, migrasi, sinaptogenesis dan pertumbuhan sel-sel penyangga otak. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Sistem saraf pusat meliputi otak 
(ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Sistem perifer mencakup saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.

3.2    Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mampu menjadi sumber untuk semua orang yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang Sistem Saraf. Dan semoga makalah ini berguna bagi semua yang membutuhkan


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
C.Pearce,Evelyn, 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Fransisca B. Bateteicaca, 2008. Asuhan keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem persarafan.Jakarta: Salemba medika.
Guyton anda Hall, 2007. Buku aar fisiologi kedokteran.Edisi 11. Akarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC
Sylvia A.Price.,Lorraine M. Wilson, 2002. Patofisiologi edisi 6 vol. 2. Jakarta:penerbit Buku Kedokteran EGC.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Sistem Saraf"

Posting Komentar