Laporan Praktikum Media Pertumbuhan Bakteri

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
             Setiap organisme hidup memerlukan nutrisi untuk melangsungkan hidup. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam proses kehidupan sel. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Mikroo­rganis­me mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang bisa menguntungkan dan merugikan kehidupan manusia. Mikro­organisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di antaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin).
        Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum “Media Pertumbuhan Bakteri” untuk mengetahui cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.
1.2  Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui media pertumbuhan mikroorganisme, jenis-jenis media dan mempelajari cara pembuatannya.

BAB II
MATERI DAN METODE
2.1  Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, tanggal 16 Maret 2016, pukul 13.00 WITA sampai pukul 15.00 WITA, bertempat di laboratorium.
2.2  Alat dan Bahan 
2.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu:
  • Cawan petri steril
  • Termometer
  • Bunsen
  • Autoclave
  • Erlenmeyer
  • Gelas ukur
  • Timbangan analitik
  • Kompor 
  •  Kertas label
  • Inkubator
  • Tabung reaksi
  • Sumbat kapas
2.2.2  Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
  • Nutrien agar base 
  • Aquadest steril
  • Blood agar base
  • MSA agar base
  • EMBA agar base 
  • Nutrient broth base 
  • Serbuk media SIM
2.3  Prosedur Kerja
2.3.1   Media Nutrien Agar 
  • Menimbang nutrien agar base sesuai petunjuk dalam kemasan (20 gram untuk 1000 ml aquadest steril).
  • Mengukur aguadest steril sesuai kebutuhan
  • Mencampur dalam erlenmeyer hingga homogen.
  • Memanaskan di atas kompor hingga media berubah menjadi transparan.
  • Setelah media homogen, lalu mensterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210C.
  • Mengeluarkan media dari autoclave dan menyiapkan cawan petri steril yang akan digunakan.
  • Menuangkan larutan media ± 20 ml ke dalam setiap cawan petri secara aseptis.
  • Menunggu media memadat kemudian menginkubasikan dalam inkubator pada suhu 370C selama 18-24 jam.
  • Mengamati hasil yang diperoleh dan menyimpan media yang bersih, sedangkan media yang terkontaminasi disimpan untuk digunakan pada saat latihan menumbuhkan bakteri dan melaporkan hasil praktikum. 
2.3.2  Media Nutrien Agar Miring
  • Menimbang nutrien agar base sesuai petunjuk dalam kemasan (20 gram untuk 1000 ml aquadest steril)
  • Mengukur aguadest steril untuk mentepatkan zat terlarut dan pelarut sampai konsentrasinya 100.
  • Mencampur dalam erlenmeyer hingga homogen.
  • Memanaskan di atas kompor hingga media berubah menjadi transparan.
  • Setelah media homogen, lalu mensterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210C.
  • Mengeluarkan media dari autoclave, menyiapkan tabung reaksi steril yang akan digunakan.
  • Menuangkan larutan media ± 6 ml ke dalam setiap tabung reaksi steril secara aseptis.
  • Menunggu media memadat dengan posisi miring dan membentuk agar miring.
  • Menginkubasikan dalam inkubator pada suhu 370C selama 18-24 jam.
  • Mengamati hasil yang diperoleh dan melaporkan hasil praktikum kelompok.
2.3.3   Media Agar Darah (BA)
  • Menimbang blood agar base sesuai petunjuk dalam kemasan (40 gram untuk 1000 ml aquadest steril).
  • Mengukur aquadest steril sesuai kebutuhan.
  • Mencampur dalam erlenmeyer hingga homogen.
  • Memanaskan di atas kompor hingga media berubah menjadi transparan.
  • Setelah media homogen, lalu mensterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210C.
  • Mengeluarkan media dari autoclave dan menunggu dingin suhu media menjadi 500C, memasukan darah hewan dan menghomogenkan.
  • Menyiapkan cawan petri steril yang akan digunakan.
  • Menuangkan larutan media ± 20 ml ke dalam setiap cawan petri secara aseptis.
  • Menunggu media memadat kemudian menginkubasikan dalam inkubator pada suhu 370C selama 18-24 jam.
  • Mengamati hasil yang diperoleh dan menyimpan media yang bersih, sedangkan media yang terkontaminasi disimpan untuk digunakan pada saat latihan menumbuhkan bakteri dan melaporkan hasil praktikum.
2.3.4   Media Manitol Salt Agar (MSA)
  • Menimbang nutrien agar base sesuai petunjuk dalam kemasan (108 gram untuk 1000 ml aquadest steril).
  • Mengukur aguadest steril sesuai kebutuhan.
  • Mencampur dalam erlenmeyer hingga homogen.
  • Memanaskan di atas kompor hingga media berubah menjadi transparan.
  • Setelah media homogen, lalu mensterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210C.
  • Mengeluarkan media dari autoclave dan menyiapkan cawan petri steril yang akan digunakan.
  • Menuangkan larutan media ± 20 ml ke dalam setiap cawan petri secara aseptis.
  • Menunggu media memadat kemudian menginkubasikan dalam inkubator pada suhu 370C selama 18-24 jam.
  • Mengamati hasil yang diperoleh dan menyimpan media yang bersih, sedangkan media yang terkontaminasi disimpan untuk digunakan pada saat latihan menumbuhkan bakteri dan melaporkan hasil praktikum.
2.3.5   Media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)
  • Menimbang nutrien agar base sesuai petunjuk dalam kemasan (108 gram untuk 1000 ml aquadest steril).
  • Mengukur aguadest steril sesuai kebutuhan.
  • Mencampur dalam erlenmeyer hingga homogen.
  • Memanaskan di atas kompor hingga media berubah menjadi transparan.
  • Setelah media homogen, lalu mensterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210C.
  • Mengeluarkan media dari autoclave dan menyiapkan cawan petri steril yang akan digunakan.
  • Menuangkan larutan media ± 20 ml ke dalam setiap cawan petri secara aseptis.
  • Menunggu media memadat kemudian menginkubasikan dalam inkubator pada suhu 370C selama 18-24 jam.
  • Mengamati hasil yang diperoleh dan menyimpan media yang bersih, sedangkan media yang terkontaminasi disimpan untuk digunakan pada saat latihan menumbuhkan bakteri dan melaporkan hasil praktikum.
2.3.6   Media Sulfit Indol Motility (SIM)
  • Melarutkan 30 g serbuk media SIM dalam 1 liter air suling.
  • Mencampur dalam erlenmeyer hingga homogen.
  • Memanaskan di atas kompor hingga media berubah menjadi transparan.
  • Setelah media homogen, lalu mensterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210C.
  • Mengeluarkan media dari autoclave dan menyiapkan cawan petri steril yang akan digunakan.
  • Menuangkan larutan media ± 10 ml ke dalam tabung reaksi secara aseptis.
  • Menunggu media memadat kemudian menginkubasikan dalam inkubator pada suhu 370C selama 18-24 jam.
  • Mengamati hasil yang diperoleh dan menyimpan media yang bersih, sedangkan media yang terkontaminasi disimpan untuk digunakan pada saat latihan menumbuhkan bakteri dan melaporkan hasil praktikum.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Hasil
        Praktikum mengenai pembuatan media ini menggunakan media MSA, EMBA, NA, BA, dan SIM. Sebelum memulai praktikum media dibuat dengan melewati beberapa langkah seperti yang telah dijelaskan pada bab II pada bagian metode. Untuk mendapatkan berat yang dibutuhkan dari sediaan media, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahuinya. Pada praktikum ini dilakukan perhitungan pada EMBA. Perhitungannya sebagai berikut. 
  • Diketahui sediaan dari EMBA adalah 36 gram untuk 1000 ml aquadest steril. Volume aquades yang diperlukan adalah 100 ml. Maka berat dari EMBA yang harus ditimbang? 
3.2  Pembahasan
A. Media
Media  adalah  suatu  substansi  yang  terdiri  dari  campuran   zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan bakteri. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Media  dapat  berbentuk  padat,  cair  dan  semi  padat  (semi  solid). Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Dalam laboratorium Mikrobiologi pembuatan media diperuntukkan untuk isolasi, pengujian sifat-sifat phisis dan biokhemis bakteria serta untuk diagnosa suatu penyakit. Selain itu, media kultur mikroba dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat–sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Ada banyak sekali media yang tersedia dan digunakan untuk membiakkan bakteri. Lebih dari 200 macam media tersedia dan dikenal untuk pembiakan, pemeliharaan dan identifikasi bakteri, namun demikian tidak semua media dapat mendorong pertumbuhan bakteri. Ada bakteri tertentu yang memerlukan media spesifik. Media kultur yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam bentuk padat, semi padat, dan cair. Menurut jenis dan kegunaannya media dapat dikelompokkan menjadi media dasar, media penyubur, media selektif, media diferensial dan media yang mengandung karbohidrat.
Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme. Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, Fe, vitamin, air, dan energi.
Pada praktikum pembuatan media digunakan MSA, Sulfit Indol Motility (SIM), EMBA, Blood Agar (BA), serta Nutrient Agar (NA).
1.      MSA
Mannitol Salt Agar (MSA) adalah medium selektif diferensial berdasarkan  rekomendasi dari Chapman untuk isolasi Staphylococcus patogen.  Kebanyakan bakteri lain terhambat akibat konsentrasi NaCl yang tinggi. Campuran peptone dan beef extract adalah sumber nutrien nitrogen, manitol adalah sumber  energi karbohidrat, fenol adalah sebagai indikator pH, dan agar bakteriologi sebagai agen pemadat.
Mannitol salt agar merupakan media pertumbuhan bakteri selektif yang mengandung 7,5% NaCl, yang dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteria selain Streptococcus. Kebanyakan bakteri tidak dapat bertahan hidup dalam lingkungan hipertonik. Namun menyesuaikan dengan lingkungan garam dan tumbuh dengan baik di media ini. Medium ini juga mengandung mannitol, fenol red sebagai indikator pH yang berguna untuk mendeteksi adanya asam yang dihasilkan oleh Staphylococcus yang memfermentasi mannitol dapat menghasilkan zona berwarna kuning di sekitar pertumbuhannya, sedangkan yang tidak dapat memfermentasikan manitol tidak akan menimbulkan perubahan warna. Hal ini digunakan untuk isolasi selektif patogen dugaan Staphylococcus.
2.      Sulfit Indol Motility (SIM)
SIM merupakan media differensial. SIM bertujuan untuk mendeteksi bakteri penghasil sulfur dan pergerakan bakteri. Hal ini ditandai dengan terbentuknya endapan hitam pada media, karena bakteri ini mampu mendesulfurasi cysteine yang terkandung dalam media SIM. Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat karena media SIM merupakan media yang semi solid.
Pada media ini dapat terjadi rekasi indol. Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri pada media ini ditambahkan dengan reagen covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang merupakan hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan penambahan covac's. Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbon.
3.      Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
Eosin Methylene Blue Agar merupakan media selektif diferensial untuk menumbuhkan bakteri gram negatif dari enterobacteriaceae. EMBA merupakan media padat atau solid karena mengandung agar sekitar 15g /liter sehingga setelah dingin media akan menjadi padat. EMBA yang masih berupa serbuk memiliki warna ungu berbentuk serbuk dan media yang sudah jadi berwarna ungu gelap dengan konsistensi padat. EMBA merupakan media plate, karena dicetak di dalam petri dish steril. Media ini berbentuk padat dan berguna untuk menjaga agar sel tidak berpindah tempat sehingga akan mudah dihitung dan dipisahkan jenisnya ketika tumbuh menjadi koloni. Media padat juga menampakkan difusi hasil metabolit bakteri sehingga memudahkan dalam pengujian suatu hasil metabolit.
EMBA adalah media yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri coliform di dalam suatu sample. Media Eosin Methylene Blue Agar ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk membedakan mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Fungsi dari eosin dan metilen blue adalah membantu mempertajam perbedaan warna. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal, kuman lain bisa juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp. Kontaminan tersebut adalah bakteri Eschericia coli. Pada EMBA terkandung Pepton, lactose, dipotassium hydrogen phosphate, eosin, methyline blue, dan agar.
a.       Pepton
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya. Sebagai sumber protein untuk mikroorganisme yang akan dibiakkan.
b.      Laktosa
Laktosa dan berfungsi untuk memisahkan bakteri yang memfermentasikan laktosa seperti E.coli, dengan bakteri yang tidak memfermentasi laktosa seperti S. aureus, Pseudomonas aeruginusae, dan Salmonella. Berfungsi sebagai sumber karbohidrat untuk pertumbuhan mikroorganisme.
c.       Dipotassium hydrogen phosphate
Merupakan garam yang sangat larut dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai pupuk, makanan aditif dan zat penyangga.
d.      Eosin dan Methyline Blue
Berfungsi sebagai indikator warna.
e.       Agar
Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit di degradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45C.
4.      Blood Agar (BA)
Blood Agar (BA) atau Agar darah merupakan media diferensial dan bukan media selektif. Agar darah berfungsi untuk membedakan bakteri berdasarkan kemampuan bakteri untuk melisiskan sel-sel darah merah.
Media agar darah disebut media universal karena dapat digunakan untuk menumbuhkan beragam jenis bakteri. Media Agar Darah juga dapat membedakan bakteri hemolitik dan bakteri non hemolitik, yang ditandai oleh adanya zona (halo) disekitar koloni. Media BAP (Blood Agar Plate) digunakan sebagai media isolasi bakteri coccus gram positif.
5.      Nutrient Agar (NA)
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2. Agar yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1993). Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoclave pada 121°C selama 15 menit. Kemudian menyiapkan wadah yang dibutuhkan.

B. Pembahasan hasil praktikum
Pembuatan media agar ini menggunakan dua macam media yaitu media cawan petri dan tabung reaksi. Pada media tabung reaksi ada dua tipe media yaitu media agar tegak dan media agar miring. Pada praktikum yang dilakukan pembuatan media agar tegak menggunakan SIM, media agar miring NA, sedangkan untuk media dalam cawan petri digunakan MSA, Blood Agar, NA, dan EMBA.
Pembuatan media agar memiliki beberapa tipe sesuai dengan tujuannya. Media agar plate (dalam cawan petri) digunakan untuk isolasi bakteri dan inumerasi (perhitungan) jumlah atau populasi bakteri, media agar miring digunakan untuk menumbuhkan dan menyimpan biakkan murni sebagaiu stok biakan murni (stock pure culture).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan media yang sudah disterilisasi ada yang steril dan ada yang terkontaminan. Kontaminasi ini dapat terjadi karena kesalahan praktikan dalam proses pengerjaan yang tidak dilakukan secara aseptis pada saat menuangkan media ke dalam petri dish sehingga menyebabkan kontaminasi.

C. Bahan Diskusi
1.      Mengapa dalam pembuatan media kita harus lakukan secara aseptis?
Jawab:
Pembuatan media kita harus lakukan secara aseptis karena untuk mencegah terjadinya pencemaran media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang dikehendaki dan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja seperti tumpahnya bahan mikroorganisme yang akan mencemari ruangan laboratorium dan juga agar mendapat hasil yang tepat dan benar.
2.      Menurut pendapat anda, mengapa media perlu untuk disterilisasi?
Jawab:
Media perlu untuk disterilisasi karena untuk membebaskan suatu bahan atau benda dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki.
3.      Apa perbedaan media nutrien agar dan media nutrien broth?
Jawab:
Media nutrien agar bersifat padat sedangkan media nutrien broth bersifat cair.
4.      Dalam pembuatan media agar darah (blood agar), media diinginkan hingga mencapai ± 500C baru dimasukkan darah segar. Mengapa? Jelaskan!
Jawab:
Agar pada saat darah dimasukkan, tidak bercampur dengan media agar darah dan agar darah tidak menjadi rusak  atau mengalami lisis.
5.      Apa fungsi media MSA, MCA, dan EMBA? Jelaskan fungsi setiap media!
Jawab:
MSA berfungsi untuk membedakan Staphylococcus patogen dan nonpatogen.
MCA berfungsi untuk mengidentifikasi mikroorganisme.
EMBA digunakan untuk memilih mikroba yang memfermentasi laktosa (Staphylococcus aurelius dan Salmonella).
6.      Apa yang terkandung dalam media khusus (yang disebutkan di nomor 5) sehingga media tersebut masuk dalam kategori media selektif/diferensial? Jelaskan!
Jawab:
MSA mengandung NaCl tinggi (7,5 %)
MCA mengandung laktosa, garam empedu, merah netral
EMBA mengandung laktosa

BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan 
  • Pembuatan media bertujuan untuk memberi nutrisi pada bakteri yang ditumbuhkan. Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, Fe, vitamin, air, dan energi
  • Ada beberapa tipe pembuatan media yaitu media agar tegak, media agar miring dan agar plate. 
  • Dalam pembuatan media perlu dilakukan secara aseptis sehingga tidak terjadi kontaminasi. 

    DAFTAR PUSTAKA
    Cappuccino, James G, Sherman Natalie.2013.Manual Laboratorium Mikrobiologi edisi VIII.EGC:Jakarta
    Hidayat, Yusuf, Sutarma.1999.Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri.Lokakarya Fungsional Nonpeneliti
    Irianto, Koes.2013.Mikrobiologi Medis.Alfabeta:Bandung
    Kojong, Novel, Fatimawali, Karlah Mansaudah.2014.Analisis Cemaran Bakteri Coliform pada Saus Tomat Jajanan Bakso Tusuk yang Beredar di Manado.Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi.Vol 3. No.2
    Toelle, Novianti, Viktor Lenda.2014.Identifikasi dan Karakteristik Staphylococcus sp. dan Steptococcus sp. dari Infeksi Ovarium pada Ayam Petelur Komersial.Jurnal Ilmu Ternak.


Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Laporan Praktikum Media Pertumbuhan Bakteri"